Senin, 19 Februari 2024

MENIKAH
“Sejatinya menikah untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah Lillahi Ta’ala, bukan hanya sekedar menghindari zina atau sebatas menjalankan ibadah tapi lebih dari itu untuk belajar sujud di hadapan Allah Lillahi Ta’ala dengan menerima segala kekurangan dan kelebihan pasangan kita untuk saling melengkapi” “Kamu kenapa belum nikah? Lihat teman-teman mu sudah pada lamaran, nikah, dan punya anak. Kamu kapan?” Pertanyaan yang kerap kali menghampiri, terutama kepada wanita yg usianya di atas 20 tahun, adat dan kebudayaan masih sangat kental dengan fenomena menikah muda. Lebih dari umur 20 tahun untuk wanita di anggap aneh dan menjadi bahan gunjingan. “Wanita kalo berpendidikan, dan berkarier pasti lupa sama kodratnya, udah gak akan kepikiran nikah”. Kata-kata yg menghakimi dan menyakitkaan untuk seorang wanita. Sering kali orang lupa bagaimana bersikap sebagai manusia. Wanita berpendidikan itu penting untuk mendidik anak2nya kelak, karena mendidik anak tidak seperti barang yg tinggal di titipkan ke sekolahan (melemparkan tanggung jawab kepada sekolah), jika anak nakal dan bodoh yg di salahkan gurunya, lupa bahwa mendidik anak adalah tanggung jawab bersama antara orang tua dan sekolah (rumah adalah sekolah pertamanya). Wanita berkarier tidak berarti iya lupa akan kodratnya sebagai wanita, wanita berkarier karena mereka punya alasan dan tanggung jawab besar terhadap ekonomi keluarga, wanita mandiri bukan untuk mengalahkan pasangannya (dalam hal materi/drajat), tapi karena mereka ingin membantu ekonomi keluarga bekerjasama memenuhi kebutuhan, tidak saling menggantungkan hidup kepada manusia (saling melengkapi sewajarnya sebagai manusia), tidak selamanya suami istri itu sehat dan hidup selamanya bareng2 karena umur gak ada yg tahu. Sebaik-baiknya menggantungkan hidup hanya kepada Allah bukan manusia. Banyak wanita karier yang dia pandai memasak, mendidik anak-anaknya dengan sabar, melayani suaminya, punya waktu untuk orang tua dan keluarga, berkegiatan sosial & kemanusiaan. Kembali lagi bukan soal wanita karier, tapi soal “tanggung jawab & niat”. Kalo wanita itu sadar akan tanggung jawab dia kepada Allah, pasti dia akan niatkan hidup dan matinya untuk kembali kepada Allah, salah satunya dengan merawat dan menjaga titipan Allah (orang tua, keluarga, pasangan, anak2, dll) “Terlalu pilih-pilih pasangan, makanya gak nikah2!, Mau milih yang seperti apa?”. Ada beberapa wanita yg lebih suka berkomitmen urusan hati di hadapan Allah bukan manusia. Ketika wanita di dekati oleh banyak laki-laki tapi dia menjelaskan terus terang posisinya, mungkin karena si wanita saat itu sedang berkomitmen di hadapan Allah untuk menjaga hati seseorang (bahkan orang itu pun mungkin tidak tahu karena memang sikap si wanita menilai keseriusan laki2 demikian dgn memilih menjadi fatimah putri Rasulullah yang memilih mencintai diam-diam). Wanita yg demikian bukan karena pilih2 pasangan tapi ia sadar menyakiti hati sesama manusia itu tidak benar maka ia pasrahkan agar Allah yg memilih melalui cara-Nya. Terkadang manusia berasumsi terlalu dalam kepada manusia lain, yg jatuhnya menilai, menghakimi, dan menyalahkan dll. Tanpa mau melihat dari sudut pandang yg berbeda. Setiap wanita cantik dengan caranya sendiri, tidak perlu menjadi orang lain, wanita berpikir cenderung dengan perasaannya, pasti memiliki jiwa keibuan, pasti ada keinginan menikah, berumah tangga, dll. Manusia tidak bisa hidup sendirian, ada Hablum Minallah dan Hablum Minannas. Wanita yg sadar dengan perannya sebagai manusia dan sebagai wanita yg (Wani nata lan di tata) dalam mengambil keputusan pasti ia harus matang, tidak main2 apalagi terkait urusan hati yg ranahnya Allah. “Pacaran terus kelamaan nanti jadi zina” Manusia terkadang berfikir negatif dulu baru positif. Akhirnya jadi berprasangka buruk. Bisa jadi yg Anda katakan pacaran terus, aslinya seumur hidupnya gak pernah pacaran. Pacaran tidak melulu zina, asal kedua pasangan tersebut kuat iman dan mampu mengontrol nafsunya (walaupun jarang). Anak muda jaman sekarang dilarang?? Ya pasti nekatt dan dilanggar diam2. Bebaskan anak untuk berdaulat atas hidup nya, yg penting tanamkan iman, kesadaran, dan rasa tanggung jawab dari dasar, insyaAllah mereka akan dgn sadar menjaga dirinya tanpa perlu di paksa. Dan untuk yg usianya 20 tahun ke atas, mau dia main2 ganti2 pasangan pasti akan ada di titik dia capek pengin berlabuh di satu hati yg bisa menemaninya dalam suka duka berjalan bersama-sama saling melengkapi menuju cinta sejati yaitu Allah. Sekian bersambung cerpen hari ini tentang bab nikah,.. Ojo sepaneng-sepaneng “Percaya kepada Allah, jodoh sesuai cerminan diri kita, kalo kita baik pasti jodoh kita baik, fokus perbaiki diri, insyaAllah kalo sudah tepat waktunya pasti di pertemukan, kalo gak sekarang ya besok, kalo gak besok, ya besoknya lagi sampai Allah sendiri yg membisikan dalam hati (hambaku ini jodohmu)” Wkwkwk Tulisan ini terinspirasi dari temen2 kuliah ku yg pada gelisah mikirin umur, jodoh, netizen julid dan dari tetangga n keluarga besar ku yg support ulfah untuk ke KUA, terimakasih yuk bantu Aamiin kan yg paling serius dan kenceng ya netizen. Bismillah dulu biar selangkah lebih maju 😀😂😃😅😄

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Luka Pengasuhan Orang Tua

 Luka Pengasuhan Orang Tua Ibu seorang wanita tangguh yang   tumbuh dan besar di zaman perang. Mentalnya sekuat baja melebur dalam ketulusan...